Golput : orang-orang yang tidak belajar ilmu hitam
Sekarang sedang ramai kampanye pemilu. beberapa waktu yang lalu hal-hal seperti ini tidaklah menarik . Lalu saya mencoba mempelajarinya. Namun itu dulu, kalau sekarang saya juga tidak tertarik. :-o . Bukan saya saja yang mengatakan [1] terlalu banyak partai [2]dalam satu partai terdapat banyak caleg [3] sangat sulit untuk mengenal masing masing caleg dsb., yang merupakan semacam kumpulan protes terhadap pemilu yang konon mahal itu. Untuk memilih orang-orang yang mewakili kita tentu kita harus mengenalnya, namun kenyataannya sulit untuk semua orang. sebenarnya kata yang tepat adalah bukan “sulit”, namun banyak orang melakukan hal yang lebih penting lainnya daripada mempelajari semua caleg. Bukankah seharusnya penyelenggara lebih menjemput bola?, atau sistemnya yang salah ?. Bagaimana partai-partai itu menentukan caleg untuk dipilih? kompeten kah? .itu masih gelap. Karena banyak artis dan dukun pun menjadi caleg (walaupun semua kalangan masyarakat mungkin saja layak). Dan saat ini susah membedakan antara iklan sabun mandi dengan iklan caleg di jalan-jalan. Catatan -catatan buruk (korupsi, skandal, dll) dari anggota parlemen (DPR/DPRD) semakin menyemangati banyak orang untuk tidak peduli dengan ini. Masyarakat awam spt saya ini seharusnya memilih orang-orang pilihan. dan orang -orang pilihan adalah orang-orang yang dipilih oleh orang - orang yang ahli. (arggghhh apa pula), hanya sekedar pendapat. Kenapa? kita tidak akan ragu jika yang dipilih adalah orang-orang pilihan. Contoh yang bisa dipelajari dari “memilih orang-orang pilihan” dapat dilihat di negara Republik Islam Iran (Islamic Republic of Iran). Meniru?, jangan sungkan meniru jika yang ada sekarang memang kurang pas. Pengertian: golput itu adalah orang-orang yang tidak belajar ilmu hitam. :-)